SEMOGA BLOG INI BISA MENAMBAH IMAN DAN KETAQWAAN KITA KEPADA ALLAH.SWT....amin

Minggu, 24 Februari 2013

Renungan Penggugah jiwa

   Dialog Serumpun Padi dan Seonggok kotoran
Ada sebuah hikayat yang patut kita renungkan,dialog serumpun padi dan seonggok kotoran di tengah sawah untuk menggambarkan bahwa rahmat Allah itu meliputi sgl sesuatu.padi mengatakan,"Wahai kotoran,ketauhilah,manusia itu merupakan penipu ulung."kotoran berkata,"kenapa kamu berprasangka buruk seperti itu,wahai padi?".
Padi menjelaskan,"ketahuilah wahai kotoran,bahwa manusia sangat memerlukan kami ini.mereka seakan-akan tidak bisa hidup tanpa kami.Mereka menanam kami secara beramai-ramai,dengan gelak tawa.kami kemudian disemai,dipelihara dengan penuh kehati-hatian.bila kami mulai tumbuh menghijau,tersemyum bahagialah manusia itu.Mereka sangat menyayangi kami ini.Mereka menjaga dan melindungi kami dengan baik dari bahaya hama dan segala macam gangguan yang akan menghambat  kami untuk tumbuh dan berkembang.Mereka bersihkan rumput-rumput liar itu.lebih-lebih lagi,ketika sejauh mata mereka memandang ,kami telah tampak menguning emas dan saling merunduk.Mereka mengelus-elus kami,menyayang dengan seri bu sayang . Wajah mereka pun tampak sangat ceria memandang kami.
   "Di malam hari,terkadang mereka bermimpi indah membangun rumah gedung di desa berkat hasil penjualan kami.sebagian hasil mereka  simpan untuk kebutuhan makan mereka.bila masa panen tiba.mereka beramai-ramai memanen kami kemudian mereka  simpan kami di dalam lumbung .kami sedikit gembira,tiada lagi mereka kepanasan dan kedinginan,atau pun kehujanan.
Namun,sesudah itu apa yang terjadi? kami di masukkan kesuatu alat yang mereka sebut mesin penggiling padi.kami berebutan  keluar,rasa panas,sakit,dan perih  menjadi satu. Meskipun demikian,kami tidak merasa keberatan.sejenak mereka menciumi harum wangi kami,tampak senyuman puas di wajah ceria mereka.kami berubah rupa,warna putih mulus,pulen,dan sedap untuk di pandang mata.di mana-mana mencari dan memperebutkan kami ini.setelah menanak kami ,masing2 manusia dengan keluarga menghidangkan sebagai santapan pokoknya.sesuai dengan keadaandan tempatnya.
   Kotoran dengan antusias mendengarkan penjelasan sang padi."mengasyikan sekali ceritamu,wahai padi," sahut kotoran ter kagum-kagum,"bukankah itu suatu pertanda bahwa engkau didambakan,disayangi,dan dihormati oleh manusia? Berbahagialah engkau dan seharusnya engkau bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan engkau dengan rahmat-Nya.kalau tidak karena rahmat dan kasih sayang-Nya,tidak mungkin engkau bisa memperoleh penghormatan seperti itu dari manusia,"tandasnya lagi dengan bijaksana.
 Padi kemudian berkata lagi,"aku selalu bersyukur kepada Allah dan selalu bertasbih memuji-Nya.Bukankah Allah menyatakan dalam firman-Nya,"bertasbih memuji kepada Allah siapapun yang berada di langit dan di bumi." Maka termasuk lah kami ini,bangsa padi."ia menambahkan,"Allah tidak pernah menyia-nyiakan,dan menghina kami.
Tetapi,manusia tidaklah demikian.setelah kami dimakannya dengan lahap,bila sampai waktunya kami keluar dari perut manusia,kami pun berubah wujud,warna,rasa dan baunya seperti engkau sekarang ini wahai kotoran.engkau adalah perubahan wujudku.wahai kotoran,manusia pun jijik melihat kita lagi.cemberut wajah mereka.sekarang,mereka sudah tak sudi lagi memegang dan mencium.bahkan,memandang sejenakpun mereka enggan,tidak seperti dulu,di elus-elus,kadang-kadang di cium mesra.jadi,inilah yang di maksud,manusia merupakan penipu ulung."
 Kotoran pun berkata,"sungguh keliru engkau,wahai padi.aku pun sadar sepenuhnya bahwa sebagian dari wujud diriku ini adalah engkau.namun,aku yakin bahwa rahmat dan kasih sayang Allah selalu dapat kurasakan, meskipun bau dan wujudku demikian menjijikan ini.bukankah engkau telah mengatakan tadi,bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu ini tidak ada sia-sia? seharusnya engkau menyadari sepenuhnya bahwa sebelum engkau hadir kedunia ini,engkau telah berjanji di hadapan Allah kan bersedia menjalani proses perubahan bentuk,rupa,keadaan,seperti keadaanku sekarang ini.sikap persangkaanmu itu seakan-akan menyesali perbuatan Allah terhadap dirimu.sekaligus berarti engkau telah menyesali kehadiranmu dimuka bumi ini. Allah SWT,berfirman,"janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah,"( QS.Yusuf {12};87).
 Wahai padi,aku sendiri tidak menyesali keadaanku seperti sekarang ini.silahkan manusia melecehkan ataupun menyepelekan aku karena begitulah ketentuan Allah buat mereka.dan aku akan menerima semua perlakuan itu dengan lapang dada.
disarikan dari buku Quantum Asma'ul husna karya Rachmat Ramadhana al-Banjari.

1 komentar:

  1. Sungguh indah dan mengesankan. Patut dijadikan renungan. Semoga kita semua menjadi sadar

    BalasHapus